Hard But Easy [Part 6-End]

HBT2

 

 

Title                 :  Hard But Easy [Part 6-End]

Author             : Park hana

Cast                 :  Park Jiyeon, Lee Jieun, Kim Myungsoo, Kim Kibum, Nam Woohyun, Choi Minho(Kim Minho)

Genre              : Romance, friendship, family.

Length             : Series

Rating             : G

 

Tangan Jiyeon bergetar, air matanya mengalir dari matanya dan membasahi wajahnya, Jiyeon kemudian terjatuh kelantai dan surat yang ada ditangannya pun terjatuh.

Dia memandang kosong kedepan, pikiran Jiyeon benar-beanr kosong. Dia hanya terdiam seperti itu sampai Eunjung masuk dan melihat keadaan Jiyeon.

Eunjung yang khawatir langsung berlari kearah Jiyeon “Jiyeon-ah Wae?” tanya Eunjung khawatir namun Jiyeon hanya diam saja tak mau menjawab.

“Jiyeon-ah!” teriak Eunjung namun Jiyeon tetap tak merespon, kemudian Eunjung melihat kertas yang tergeletak didekat Jiyeon dan saat dia memabaca surat itu Eunjung langsung membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangannya.

Eunjung segera memeluk Jiyeon yang terus saja terdiam tanpa berkata-kata dan hanya memandang datar kedepan tapi dengan air mata yang terus mengalir dari matanya.

“Jiyeon-ah sabarlah, dia melakukan ini karena dia mencintaimu, dia pasti baik-baik saja” Eunjung terus memeluk ponakannya itu dan diapun mulai mengeluarkan air matanya.

 

5 Tahun kemudian

Jiyeon POV

“Jiyeon-ah kita bisa terlambat kalau begini, bagaimana ini?” ummaku terus saja mengomel sepanjang jalan dan itu membuatku sedikit kesal.

“Kalau begitu kita lari saja lagi pula gerejanya kan sudah dekat” dan aku merasa kali ini ide Jieun ada benarnya.

“Haishhh bagaimana bisa? Seorang pengantin datang jalan kaki?Umma ini artis terkenal bagaiman kalau ini jadi sorotan media masa?” protes ummaku dan aku segera menatapnya tajam.

“Siapa suruh kau menikah lagi?” setelah mendengar ucapanku barusan ummaku hanya menghela napasnya “Baiklah” ucapnya pasrah.

Kami segera keluar dari mobil dan segera berjalan menuju gereja tempat ummaku dan Kim ahjussi atau tepatnya appanya Key oppa menikah, Umma tampak bahagia karena kim ahjussi adalah cinta pertama ummaku dan itulah alasan umma dan appa bercerai, aku sempat marah karena ini semua. Tapi, toh aku tak pernah melihat umma tersenyum sebahagia sekarang saat dia bersama appaku dulu.

Key oppa pun menentang habis-habisan hubungan ummaku dan appanya tapi seiring berjalannya waktu, umma key oppa akhirnya bisa merelakan appa dengan ummaku dan begitupun dengan Key oppa, karena dia sadar cinta tak bisa dipaksakan dan cinta tak bisa dibantah. Kita akan merasa senang berada didekat orang yang kita cinta.

Key oppa juga sekarang tampak bahagia karena ada Jieun didekatnya, mreka tampak bahagia dan aku juga ikut bahagia, Eunjung eonnie juga sudah menikah dengan Jangwoo oppa bahkan mereka sudah memiliki putri yang begitu cantik.

***

Aku menatap bucket bunga yang sedang aku pegang, dan bucket ini adalah bucket ummaku yang aku dapatkan saat kemarin umma melempar bunga ini, aku tersenyum tipis karena bagaimana bisa aku yang mendapatkannya? Bukankah lebih pantas Jieun atau tamu lain yang mendapatkannya.

Aku hanya menghela napasku dan entah kenapa aku sekarang teringat pada seseorang yang sekarang entah dimana, seseorang yang pergi meninggalkanku setelah menolong hidupku.

Seseorang yang selalu ada disisku dan memberiku kenyamanan, seseorang yang baru aku sadari betapa berartinya dia bagiku setelah dia pergi dari sisiku.

“Kim Myungsoo pabo, Park Jiyeon yang cantik merindukanmu” Gumanku pelan sambil meletakan bucket bunga di atas meja dekat tempat tidurku.

Dan ponselku  yang berdering tiba-tiba membuatku tersadar dari lamunanku tentang Myungsoo oppa, dan saat aku melihat itu dari Jieun.

“Ne Jieun-ah Wae? “

“Hei oppa serahkan teleponnya padaku, kau mengganggu saja”

Aku sedikit menaikan alisku karena bukannya berbicara Jieun malah bertengkar dan entah dengan siapa.

“Jiyeon-ah Mianhae ada pengganggu disini!” “Yak Choi Jieun beraninya kau menyebutku pengganggu hah?”

Suara itu aku tahu, aku langsung tersenyum lebar karena aku tahu itu suara Minho oppa “Jadi Minho oppa sudah pulang?” tanyaku

“Ah ne Jiyeon-ah, hei minggir sana aku mau berbicara dengan Jiyeon kau telepon pacarmu saja!” Minho oppa terus ribut dengan Jieun disebrang sana dan itu membuatku tertawa.

“Jiyeon-ah besok saja kita bertemu ya, aku akan mengurus adikku dulu annyeong” Minho oppa pun menutup teleponnya membuatku heran karena mereka itu selalu saja bertengkar, dan itu membuatku iri karena dulu aku selalu berpikir aku dan Jieun senasib karena sama-sama anak tunggal tapi ternyata Jieun punya oppa dan itu cukup membuatku iri, walaupun Minho oppa juga menganggapku adiknya dan menyayangiku seperti dia menyayangi Jieun tapi tetap saja rasanya berbeda.

“kalau Minho oppa sudah pulang apa mungkin Myungsoo oppa pun sudah pulang?”

Jiyeon POV END

Jiyeon sekarang sedang duduk disebuah café sambil memangku dagunya, beberapa kali dia juga menghela napasnya karena bosan.

“Aigoo mana Minho oppa kenapa dia lama sekali?” ujaar Jiyeon yang sudah bosan menunggu Minho.

Jiyeon meraih minumannya dan meminumnya seraya mengalihkan pandangannya menuju kaca yang mengarah pada jalanan.

Tiba-tiba kedua mata Jiyeon membulat saat melihat seseorang tengah berjalan melewati café dimana Jiyeon berada sekarang.

Dengan segera, Jiyeonpun menaruh minumannya dan pergi dari sana dengan tergesa-gesa.

Jiyeon berlari sekuat tenaga agar bisa menghentikan orang tersebut, dan setelah dia tepat berada dibelakang orang tersebut, diapun memegang pundak orang itu.

***

Kini Jiyeon tengah duduk di sebuah kursi ditman bersama seorang lelaki. Tak ada perkataan dari mulut mereka, hanya keheningan yang menghiasi mereka saat ini.

Karena bosan dengan Susana seperti sekarang, akhirnya Jiyeon memberanikan diri untuk memulai pembicaraan, namun tampaknya orang yang sednag bersama Jiyeon  yang tak lain adalah Kim Myungsoo juga ingn melakukan hal yang sama.

“Apa kabar?” ucap mereka bersamaan.

Canggung itulah yang terjadi diantara mereka saat ini, senyum kikuk juga menghiasai bibir Jiyeon dan Myungsso saat ini.

“Ah kenapa kita jadi seperti ini?” ucap jiyeon dnegan gugup seraya menggaruk rambutnya.

Myungsoo tersenyum kearah Jiyeon dan entah kenapa saat melihat senyum Myungsoo hati Jiyeon terasa sakit. Dia seolah teringat pada saat waktu itu, saat dia dioperasi dan saat Myungsoo mendonorkan sum-sum tulang belakangnya untuk Jiyeon.

Perlahan mata Jiyeon mulai memerah “Mianhae” ucapnya tiba-tiba dan membuat Myungsoo kebingungan.

“Kenapa kau berterima ka-?” Belum selesai Myungsoo berbicara, tapi Jiyeon sudah lebih dulu memeluk myungsoo.

“Mianhae mianhae mianhae. Hiks hiks hiks hiks hiks”

Myungsoo yang masih kaget karena perbuatan Jiyeon yang tiba-tiba hanya bisa terdiam dengan mata melotot. Namun setelah mendengar isak tangis dari mulut Jiyeon, akhirnya Sebuah senyuman terukir dibibir Myungsoo.

Perlahan Myungsoo mulai menggerakkan tangannya menuju kepala Jiyeon, kemudian dia mengusap kepala Jiyeon lembut.

“Uljima Jiyeon-ah”

“Bagaimana aku tak menangis? Kau hampir saja mati! Kenapa kau begitu bodoh?”

“Ya aku bodoh, bodoh karena menyukaimu” kata-kata itu terlontar  namun bukan dari mulut Myungsoo, melainkan dari dalam hatinya. Myungsoo seakan merasakan sulitnya mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya.

Dari jarak yang tak begitu jauh, kini Minho dan Jieun sedang memperhatikan Jiyeon dan Myungsoo, ada sedikit rasa kesal dan cemburu didalam hati Jiyeon. Namun dia segera menepis rasa tersebut, karena bagaimanapun itulah yang terbaik. Membiarkan Jiyeon bersama Myungsoo, bukan dengannya.

Sebuah tangan kecil kini menggenggam tangan Minho, dan saat Minho menatap ksebelahnya dia tersenyum cerah. Disana kini Jieun tengah berdiri dan menggenggam tangan kakaknya. Jieun mencoab memberikan suatu kekuatan agar Minho tak merasakan terjatuh dan sedih. Dan tampaknya memang itu berhasil. Minho merasa walaupun dia tidak bisa mendapatkan Jiyeon, tapi dia mendapatkan sesuatu yang sangat berharga untuknya yaitu dongsaengnya.

“Hasihh. .  apa-apaan ini lepaskan-lepaskan” Tiba-tiba Kibum datang dan melepaskan genggaman tangan Jieun dari Monho.

‘Yak bagaimana bisa kalian berpegangan tangan didepanku?” protes Key pda Jieun dan Minho, sedangkan Minho yang memang senang sekali menggoda Key, kemudian dia mengalengkan tangannya dipinggang Jieun dan membuat Key menaikan sebelah alisnya.

‘Wae?” tanya Minho yang seakan menyadari raut wajah  marah Key.

‘Aniyo” elak Key dan hal tersebut berhasil membuat Jieun dan Minho tertawa.

“Hyak kalian kenapa menertawaiku? Tega sekali kalian” sekali lagi Minho dan Jieun hanya bisa tertawa melihat Key yang cemburu pda Minho.

***

Jiyeon POV

Semuanya terasa mimpi, aku tak pernah menyangka bahwa aku akan merasa kehilangan saat Myungsoo oppa meninggalkanku. semula aku tak pernah menydari bahwa dia akan seberarti ini untukku. Memang benar apa kata pepatah, bahwa seseorang itu akan terasa sangat berarti saat dia sudah tidak ada disisi kita.

Mulai sekarang aku akan mulai mensyukuri kehadiran semua orang dalam hidupku, terutama kehadirannya.

Sekarang mimpi buruk itu sudah berakhir dan inilah saatnya aku menyambut mentari pagi dan menikmati kehangatannya.

“Jiyeon-ah palliwa” seru Myungsso oppa padaku, saat melihatku melamun.

“Eo ne oppa” aku segera berlari mendekatinya. Dan terenyum lebar didepannya.

“Kau jelek sekali jika tersenyum seperti itu” ejek Myungsoo oppa seraya berjalan dan mengalihkan pandangannya keara lain.

Aku hana bisa mengembungkan pipiku mendengar perkataanyya itu.

“Uh beraninya kau mengtakan Jiyeon yanag cantik seperti itu” teriakku padanya, lalu berlari mengejarnya.

Dia tersenyum kearahku saat aku sudah berada dipinggirnya, kemudian dia mengulurkan tangannya seraya menatapku.

Mau berpegangan tangan?” tanyanya.

Karena ingin menggodanya, akhirnya akupun memalingkan wajahku. “Maaf aku tak mau” ucapku sambil melanjutkan langkahku, tapi tiba-tiba Myungsoo oppa menggenggam tangan kananku dan menatapku licik.

“Ayo berpegangan tangan” ucapnya lagi seraya tersenyum. Dan akupun hanya bisa tersenyum balik, lalu memukul pelan bahunya menggunakan tangan kiriku.

Saat ini aku dan Myungsoo oppa tengah dudukdipinggir danau, dan entah kenapa pandanganku tak bisa lepas dari makhluk bernama Myungsoo itu. aku bahkan menghiraukan pemandangan indah danau didepanku hanya karena pria bernama Myungsoo ini.

“Wae kenapa kau melihatku seperti itu?” tanyanya.

‘Oppa kemana kau 5 tahun ini?”

“Aku? aku berobat di luar negri” jawabnya santai.

“Saat operasi waktu itu, aku hampir kehilangan nyawaku karena pendarahan yang tiba-tiba, namun unutngnya aku selamat. Dan oleh karena itu aku dibawa ke Amerika untuk berobat.”

Sebuah senyuman dia tunjukan, tapi tidak denganku. Aku merasa sangat berslah padanya. Entah kenpa mataku terasa panas, dan saat aku mengeluarkan cairan bening dari pelupuk mataku. tiba-tiba saja myungsoo oppa memegang wajahku dan menghapus air mata yang membasahi pipiku.

“Sudah aku katakana uljima” ucapnya namun aku tak bisa, aku benar-benar tak bisa. Dia hampir saja mati karena ku.

Kini Myungsoo oppa memutarkan tubuhku dan membuat kami saling berhadapan, dan entah apa ini hanya perasaan ku saja atau memang ini nyata. sekarang aku merasakan wajah Myungsoo oppa mulai mendekati wajahku. Dan bodohnya aku hanya teridam mematung dan berharap dia melakukan apa yang sedang ada dalam pikiranku.

Aku memejamkan mataku dan benar-benar terasa hangat, aku bisa merasakan bibir Myungsoo oppa menyentuh bibirku.

Saat ini jantungku juga berdetak kencang, dan rasanya ini akan meledak. “Saranghae” ucapnya pelan.

“Nado” balasku.

End

Uh endingnya moga gak mengecewakan karena pendek dan gak jelas, tapi jujur aku terispirasi dari beberapa drama Korea yang endingnya kadang gak jelas dan gantung.hhe -__-V

Moga bisa menghilangkan penasaran deh, dan maaf kalau lama dan pendek.^^

 

 

4 komentar di “Hard But Easy [Part 6-End]

Tinggalkan Balasan ke Susan Paramita Batalkan balasan